Kijing Makam Granit di Jakarta Terlaris | Kijing Kuburan Gambar

Kijing Makam Granit di Jakarta Terlaris | Kijing Kuburan Gambar


Kedunya saling berhubungan baik. Kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kerajaan Makasar. Raja yang pernah memimpin Gowa dan Tallo yaitu Sultan Aludin, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasoma. Kehidupan masyarakat di kerjaan ini bertumpu pada sektor kelautan. Hingga akhirnya Makasar berkembang menjadi pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi pedagang asing. Beberapa peninggalan kerajaan Islam di Indonesia ini antara lain alat penangkap ikan, kapal pinisi dan Kitab Lontar. Kerajaan Islam di Indonesia selanjutnya yaitu Ternate dan Tidore. Berbeda dengan Gowa Tallo yang saling berhubungan baik, Ternate dan Tidore justru sering mengalami pertikaian. Perselisihan antar keduanya bahkan sampai melibatkan bangsa Eropa. Kerajaan Tenate dibantu oleh Portugis. Sedangkan Tidore dibantu Spanyol. Karena melibatkan Protugis dan Spanyol, akhirnya Paus turun tangan dengan membuat Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian tersebut yaitu Spanyol harus meninggalkan Maluku dan Portugis tetap tinggal di Maluku. Dari perjanjian tersebut menandakan kemenangan Ternate atas Tidore. Runtuhnya kerajaan Islam di Nusantara tidak berarti ceritanya hilang begitu saja.

Kijing Makam Granit di Jakarta
Kijing Makam Granit di Jakarta


Pasalnya beberapa bukti peninggalan kerajaan Islam di Indonesia masih bisa dilihat hingga saat ini. Mengutip dari “Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia”, berikut ini beberapa peninggalan kerajaan Islam yang pernah berdiri di tanah air. Saat ini mungkin kita hanya menjadikan masjid sebagai tempat ibadah. Namun dahulu, bangunan ini digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Atap bertingkat dan berbentuk bujur sangkar. Terdapat kolam di depan atau samping masjid. Biasanya terletak di kota menghadap alun-alun. Contoh masih peninggalan kerajaan Islam yang masih bisa ditemui hingga saat ini yaitu Masjid Demak. Keraton merupakan simbol pusat kekuasaan. Bangunan keraton dikelilingi oleh pagar tembok, parit, dan sungai. Halaman keraton terdiri atas bagian belakang, tengah, dan depan. Beberapa keraton peninggalan kerajaan Islam di Indonesia antara lain Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Mangkunegara, dan lain sebagainya. Makan peninggalan masa kerajaan Islam biasanya memiliki ciri antara lain; memiliki jirat atau kijing, nisan, dan cungkup. Contoh makam yang bercorak Islam yaitu makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam Sultan Malik As-Saleh di Aceh, makam Fatimah binti Maimun di Gresik, dan lain sebagainya. Seni rupa dalam bentuk kaligrafi dan ukuiran menjadi contoh peninggalan kerajaan Islam selanjutnya. Kaligrafi merupakan sebuah seni menulis indah yang merangkai huruf Arab, biasanya berupa ayat Al-Qur’an atau kata mutiara. Hikayat: karya sastra yang berisi cerita kehidupan manusia. Contohnya Hikayat Sultan-sultan Aceh. Babad: karya sastra berisi cerita dengan latar belakang sejarah. Suluk: kitab berisi masalah gaib, ramalan hari baik-buruk, dan makna atau simbol tertentu yang dijumpai manusia. Syair: puisi lama yang setiap baitnya memiliki empat baris dengan akhiran bunyi yang sama.


Gambar Kijing Makam Paling Diburu

Sayangnya kerajaan ini mengalami kemunduran saat mendapat serangan Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Lalu adanya perpindahan pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Akhirnya Samudera Pasai benar-benar runtuh setelah ditaklukan oleh Kesultanan Aceh. Kerajaan ini terletak di Semenanjung Malaya dengan ibu kota Malaka. Raja pertama Kerajaan Malaka yaitu Iskandar Syah Masa keemasan kerajaan Islam ini yaitu pada era Sultan Mansyur Syah. Saat itu, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan sekaligus penyebaran Islam di Asia Tenggara. Kerajaan Malaka mulai melemah pada masa Sultan Muhammad Syah. Secara geografis kerajaan Aceh ada di Sumatera bagian Utara dengan dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Letaknya yang strategis membuat Kerajaan ini berkembang cukup pesat. Sultan pertama kerajaan ini yaitu Sultan Ali Mughayat Syah dan mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda. Di masa kejayaannya, Aceh berkembang sebagai penghasil lada. Dari sinilah banyak negara yang melakukan perdagangan di Aceh. Kerajaan Aceh mengalami kemunduran pada masa Sultan Iskandar Thani yang menggantikan Sultan Iskandar Muda.

Penyebaran agama Islam di Nusantara sudah dilakukan sebelum Indonesia merdeka. Hampir di seluruh penjuru negeri mendapatkan pengaruh Islam. Persebaran Islam ditandai dengan adanya kerajaan Islam di Indonesia. Mengutip dari “Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia”, berikut ini beberapa kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia. Kerajaan Islam di Indonesia adalah Samudera Pasai. Letaknya di Pantai Utara Aceh tepatnya di muara Sungai Psangan (Pasai) yang di dua kota bernama Samudera (jauh dar laut) dan Pasai (kota pesisir pantai). Bukti sejarah dari kerajaan ini terlihat pada tulisan di nisan makan Sultan Malik As-Saleh, berita dari Marcopolo dan Ibnu Batutah, serta kronika raja Pasai. Kerajaan ini dibangun oleh Marah Silu yang berhasil menyatukan Samudra dan Pasai. Raja pertama Samudera Pasai yaitu Setelah Marah Silu yang memeluk Islam dan mendapatkan gelar Sultan Malik As-Saleh. Letak kerajaan ini sangat strategis, sehingga menjadi pusat perdagangan dan pusat belajar Islam pada waktu itu. Banyak pedangan dari Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang datang untuk bertransaksi jual beli di tempat tersebut.

Terbaru Gambar Kijing Makam Kristen

Kalah melawan Portugis di Malaka. Tidak ada tokoh cakap setelah Sultan Iskandar Muda wafat. Daerah taklukan seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak. Kerajaan Islam di Jawa yang pertama adalah Kerajaan Demak. Raja pertama Demak yaitu Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya penganut Islam dari Jeumpa. Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada saat dipimpin Sultan Trenggono. Daerah kekuasaannya bahkan sampai ke Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Kehidupan sosial masyarakat Demak diatur sesuai dengan ajaran Islam. Namun masih ada juga masyarakat yang melakukan tradisi lama. Dari segi ekonomi, Demak berkembang di sekor perdagangan dan pertanian. Kerajaan Demak mengalami kemunduran pada masa Sultan Prawoto karena terjadinya perebutan kekuasaan. Mataram Islam berada di Kotagede atau yang saat ini Yogyakarta. Raja pertama dan pendiri kerajaan bernama Sutawijaya. Masa kejayaan Mataram Islam yaitu pada masa Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyokrokusumo. Mampu mempertahankan kekuasaan dari pengaruh Belanda. Mampu mendundukan bupati yang tidak mengakui kekuasaan pusat Mataram.

Gambar Kijing Marmer yang Mungkin Anda Sukai

Menyusun kitab undang-undang Surya Alam. Mengirim armada serta pasukan untuk menyerang Batavia yang pada saat itu dikuasai VOC. Sepeninggalan Sultan Agung, Mataram Islam kemudian dipimpin oleh Amangkurat I dan dilanjutkan oleh Amangkurat II. Setelah Sultan Amangkurat II meninggal, Mataram Islam terbagi menjadi dua berdasarkan perjanjian Giyanti. Berdirinya kesultanan Cirebon bermula dari Pangeran Cakrabuana yang merupakan anak Prabu Siliwangi dan Subanglarang. Pangeran Cakrabuana beragama Islam seperti ibunya sehingga tidak bisa meneruskan tahta Kerajaan Pajajaran. Pangeran Cakrabuana kemudian mendalami Islam dan mendirikan pemerintahan di Cirebon pada 1430 masehi. Setelah itu pemerintahan kerajaan Cirebon diberikan kepada Sunan Gunung Jati yang merupakan keponakan sekaligus menantu Pangeran Cakrabuana. Mengutip dari Patanjala Vol. 4, No. 1, pada masa pemerintahan Sunang Gunung Jati, Cirebon berkembang pesat di segala bidang seperti keagamaan, politik, dan perdagangan. Namun sayangnya, masa kejayaan tersebut tidak bertahan lama. Setelah Sunan Gunung Jati meninggal, pengaruh bangsa asing terutama Belanda membuat kerajaan ini runtuh. Perjanjian tersebut lebih menguntungkan Belanda.

Berbagai Pilihan Gambar Kijing Marmer

Hingga akhirnya Belanda secara resmi menghapus Kesultanan Cirebon. Kerajaan Islam di Indonesia ini terletak di Jawa Barat bagian utara. Raja Banten yang pertama sekaligus peletak dasar kerjaan yaitu Hasanuddin, putra Fatahilah. Raja selanjutnya setelah Hasanuddin yaitu Maulana Muhamad. Setelah itu, Banten dipimpin oleh Abu Mufakir. Namun berita kepemimpinan Abu Mufakir tidak banyak diketahui. Sebab pada saat itu Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman mendarat di Banten. Kedatangan Belanda menjadi berita yang menggemparkan. Kerajaan Belanda mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng juga memiliki sikap tegas dan berani terhadap Belanda yang saat ini tengah menduduki Batavia. Sikap tegas tersebut tidak dimiliki putranya yang bernama Sultan Haji. Putra Sultan Ageng tersebut cenderung kompromi dengan VOC. Akibatnya terjadi perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji. VOC ikut campur tangan dengan membantu Sultan Haji. Peristiwa kemenangan Sultan Haji menjadi petanda runtuhnya Banten. Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan Islam di Sulawesi tepatnya di Sulawesi Selatan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama